Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk
Jumlah Penduduk
Terkait dengan dinamika
kependudukan dan pembangunan nasional, biasanya pertanyaan yang pertama kali
muncul adalah berapakah sebenarnya jumlah penduduk Indonesia khususnya saat
ini? Jumlah penduduk suatu wilayah atau negara, termasuk Indonesia selalu
mengalami perubahan dari waktu ke waktu disebabkan oleh pertumbuhan penduduk.
Sebagai contoh menurut hasil sensus penduduk yang pertama kali diadakan di
Indonesia yaitu pada tahun 1930 ketika kita masih berada di bawah penjajahan
Belanda, jumlah penduduk nusantara adalah 60,7 juta jiwa. Setelah Indonesia
merdeka, pemerintah Indonesia pada tahun 1961, juga mengadakan sensus penduduk
pertama setelah Indonesia merdeka. Hasil sensus penduduk tahun 1961 sebagai
sensus penduduk pertama yang diselenggarakan oleh pemerintah Indonesia
menunjukkan penduduk Indonesia berjumlah 97,1 juta jiwa. Pada tahun 1971
pemerintah mengadakan sensus penduduk yang ke dua. Hasil sensus penduduk tahun
1971 tersebut menunjukkan penduduk Indonesia sebanyak 119,2 juta jiwa. Tahun
1980 pemerintah mengadakan sensus penduduk yang ke tiga, hasilnya menunjukkan
jumlah penduduk Indonesia sebanyak 146,9 juta jiwa. Sensus penduduk keempat
diadakan pada tahun 1990, menunjukkan jumlah penduduk Indonesia sebanyak 178,6
juta jiwa. Sensus penduduk ke lima diadakan pada tahun 2000, menunjukkan
penduduk Indonesia berjumlah 205,1 juta jiwa. Sedangkan sensus penduduk ke enam
diadakan pada tahun 2010, di mana hasilnya menunjukkan jumlah penduduk
Indonesia sebanyak 237,6 juta jiwa.Indonesia termasuk negara dengan jumlah
penduduk yang besar atau berpenduduknya yang begitu banyak. Indonesia juga
terdiri atas ribuan pulau, beragam budaya, ratusan suku, ratusan bahasa daerah.
Hal ini pula yang merupakan keunggulan Indonesia dilihat dari segi
kependudukannya. Pada tahun 2013, Indonesia tidak memiliki kegiatan
pemutakhiran (updating) data penduduk, karena biasanya sensus diadakan setiap
10 tahun sekali. Namun dengan menggunakan angka pertumbuhan penduduk di
Indonesia, diperkirakan jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2013 sebesar 250
juta jiwa dengan pertumbuhan penduduk 1,49% per tahun. Keadaan jumlah penduduk
sebesar itu, tentu memerlukan perhatian yang besar dari pemerintah/negara atau
lembaga terkait untuk memenuhi kebutuhan penduduknya, agar jumlah penduduk yang
besar ini dapat berperan sebagai sumber daya pembangunan di tanah air. Jumlah
penduduk di setiap wilayah/provinsi maupun pulau juga berbeda-beda dengan angka
pertumbuhan yang berbeda pula. Untuk mengetahui jumlah penduduk beserta
pertumbuhannya di Indonesia, serta perbedaannya pada masing-masing pulau, amati
tabel jumlah penduduk dari beberapa pulau besar di Indonesia beserta
perkembangannya dari waktu ke waktu pada tabel berikut!
Dari data di atas kamu
dapat menyimpulkan bahwa dari tahun 1971 sampai tahun 1980 jumlah penduduk
Indonesia mengalami kenaikan jumlah penduduk sebanyak 28.282.069jiwa (23,72%).
Secara keseluruhan rata-rata kenaikan jumlah penduduk setiap 10 tahun sebesar
hampir 20%. Perlu kamu ketahui bahwa menurut perkiraan Badan Koordinasi
Keluarga Berencana Nasional pada tahun 2014 jumlah penduduk Indonesia akan
menjadi 250 juta jiwa dengan pertumbuhan penduduk 1,49 persen per tahun. Salah
satu sebab bertambahnya jumlah penduduk adalah tingginya tingkat kelahiran.
Jumlah penduduk yang besar di Indonesia menjadi permasalahan serius terutama di
daerah perkotaan. Semakin besar jumlah penduduk, semakin banyak permasalahan
yang dihadapi oleh suatu daerah. Sebagai contoh semakin bertambah jumlah
penduduk tentu harus menambah berbagai sarana dan prasarana yang dibutuhkan.
Pengendalian jumlah penduduk perlu dilakukan, supaya negara dapat membuat perencanaan
pembangunan yang baik. Salah satu tahapan dalam pengendalian jumlah penduduk
diawali dengan mengetahui jumlah dan pertumbuhan penduduk. Jumlah penduduk
suatu negara dapat diketahui berdasarkan sensus penduduk (cacah jiwa) yang
biasanya diadakan setiap 10 tahun sekali. Sensus penduduk (cacah jiwa) adalah
kegiatan dalam rangka pengumpulan, pengolahan, penyajian dan penyebarluasan
data kependudukan. Dari hasil sensus tersebut, diperoleh data jumlah penduduk
Indonesia dari tahun ke tahun, atau dari dasawarsa tertentu ke dasawarsa berikutnya.
Informasi tentang jumlah penduduk di suatu wilayah sangat diperlukan untuk
merancang pembangunan. Bertambahnya jumlah penduduk berakibat pada semakin
sempitnya kesempatan memperoleh pekerjaan. Keadaan tersebut dapat menimbulkan
terjadinya kemiskinan.
Setelah kamu
memahami materi di atas, untuk lebih memperdalam pemahaman kamu kerjakan
kegiatan belajar berikut ini!
Setelah melakukan diskusi, tentu kamu
menemukan berbagai cara mengatasi permasalahan akibat jumlah penduduk yang
besar. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menciptakan lapangan
kerja yang luas. Siapa yang harus menciptakan lapangan kerja? Tentu saja
pemerintah bersama-sama dengan masyarakat. Suatu ketika kamu harus mampu
menciptakan lapangan kerja, sehingga dapat berpartisipasi memberantas
pengangguran. Karena itu kamu harus latihan berwirausaha sejak sekarang. Kamu
telah mempelajari jumlah penduduk dan pertambahan penduduk. Jumlah penduduk di
Indonesia dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan. Kamu dapat
memperkirakan bagaimana jumlah penduduk Indonesia 10 tahun yang akan datang,
bahkan 50, atau 100 tahun yang akan datang. Bagaimana caranya?
Salah satu cara mudah untuk mengetahui jumlah penduduk pada masa yang akan
datang adalah dengan melihat angka pertumbuhan penduduk dari waktu ke waktu.
Dengan melihat pertumbuhan penduduk setiap periode, kamu dapat memperkirakan
bagaimana jumlah penduduk pada waktu yang akan datang.
Pertumbuhan Penduduk
Mengapa terjadi
pertumbuhan penduduk? Pertumbuhan penduduk terjadi karena pertambahan atau
pengurangan jumlah penduduk akibat adanya kelahiran (natalitas), kematian
(mortalitas), dan perpindahan penduduk (migrasi). Kelahiran dan kematian
merupakan faktor pertumbuhan alami, sedangkan perpindahan penduduk merupakan
faktor pertumbuhan non alami.
Pertumbuhan penduduk alami
Pertumbuhan
penduduk yang diperoleh dari hasil selisih tingkat kelahiran dengan kematian
dalam satu tahun disebut pertumbuhan penduduk alami. Pertumbuhannya dinyatakan
dalam perseribu. Kejadian paling sederhana dapat kamu lakukan dengan melakukan
pengamatan penduduk di kampungmu. Dalam satu tahun, berapa terjadi kelahiran,
dan berapa terjadi kematian? Misalkan, pada saat ini jumlah penduduk di
kampungmu 1000 orang, maka dengan menghitung selisih jumlah kelahiran dan
kematian maka kamu akan menemukan angka pertumbuhan penduduk di kampungmu.
Contoh, jumlah bayi yang lahir 40, penduduk yang meninggal dunia 20. Maka
dengan menggunakan rumus di bawah ini pertumbuhan penduduk di kampungmu adalah
40-20 perseribu, atau 20 perseribu atau 2%. Adapun perhitungannya dapat
digunakan rumus:
P = L – M
P = Pertumbuhan penduduk
L = Lahir
M = Mati
Pertumbuhan penduduk non alami
Pertumbuhan
penduduk non alami diperoleh dari selisih imigrasi (migrasi masuk) dengan
emigrasi (migrasi keluar). Pertumbuhan penduduk non alami disebut juga dengan
pertumbuhan penduduk karena migrasi. Perhitungannya dapat digunakan rumus
sebagai berikut:
P = I – E
P = Pertumbuhan penduduk
I = Imigrasi
E =
Emigrasi
Pertumbuhan penduduk total
Pertumbuhan
total adalah pertumbuhan penduduk yang dihitung dari selisih jumlah kelahiran
dengan kematian ditambah dengan selisih pertumbuhan non alami. Perhitungan
penduduk total dapat digunakan rumus sebagai berikut:
P = (L – M ) + (I – E)
P = jumlah pertumbuhan penduduk dalam
satu tahun
L = jumlah kelahiran dalam satu tahun
M = jumlah kematian dalam satu tahun
I = Imigrasi
E = Emigrasi
Kelahiran
dan kematian merupakan faktor utama pertumbuhan penduduk yang dipengaruhi oleh
kondisi kesehatan, kualitas lingkungan hidup, dan pendidikan. Kesehatan
masyarakat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan kesadaran tentang kesehatan
melalui proses pendidikan. Lingkungan yang kurang terawat, permukiman yang
kumuh, limbah pabrik yang sudah di atas ambang batas wajar, selokan yang tidak
terawat dan sebagainya dapat menyebabkan berbagai penyakit. Hal tersebut dapat
berdampak pada angka kematian suatu daerah yang dapat menyebabkan pertumbuhan
penduduk negatif. Negara Indonesia memiliki jumlah penduduk yang besar karena
pertumbuhannya menyebabkan jumlah penduduk Indonesia setiap tahun bertambah.
Hal tersebut mendorong negara Indonesia terus giat meningkatkan kualitas
penduduk. Pendidikan merupakan cara paling strategis untuk meningkatkan
kualitas penduduk Indonesia. Jumlah penduduk Indonesia tahun 2010 tercatat
237,6 juta jiwa dengan laju pertumbuhan 1,49 persen. Jika laju pertumbuhan
penduduk tetap pada angka itu, pada 2045 jumlah penduduk Indonesia diperkirakan
mencapai 450 juta jiwa. Pertumbuhan penduduk yang terjadi pada tahun tersebut
jauh lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ideal untuk Indonesia yakni sebesar
0,5 persen.
Komposisi Penduduk
Komposisi penduduk adalah pengelompokan atau
susunan penduduk suatu negara atau suatu wilayah berdasarkan kriteria-kriteria
tertentu. Contoh komposisi penduduk adalah pengelompokan penduduk berdasarkan
usia/umur, jenis kelamin, mata pencaharian, agama, bahasa, pendidikan, tempat tinggal,
jenis pekerjaan, dan lain-lain. Komposisi penduduk diperlukan dalam suatu negara
karena dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan ataupun penentuan
kebijaksanaan dalam pelaksanaan pembangunan. Gambaran mengenai komposisi
penduduk perlu dikaji atau dipelajari karena berbagai alasan, antara lain,
karena setiap penduduk pasti memiliki usia dan jenis kelamin yang berbeda
sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang berbeda pula. Pemerintah dapat
merancang kegiatan atau perencanaan yang sesuai dengan kemampuan penduduk.
Pemerintah juga dapat menata kebutuhan sarana dan prasarana kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang disesuaikan dengan kebutuhan
penduduknya. Oleh karena itu, dengan mengetahui komposisi penduduk, dapat
dibuat pertimbangan yang logis, matang, dan bermakna sehingga tidak menimbulkan
adanya kesalahan (bias) dalam pengambilan keputusan ataupun penenentuan
kebijaksanaan dalam pelaksanaan pembangunan.
a. Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia
Komposisi penduduk berdasarkan usia/umur dapat
dibuat dalam bentuk usia tunggal, seperti 0, 1, 2, 3, 4, sampai 60 tahun atau
lebih. Komposisi penduduk dapat juga dibuat berdasarkan interval usia tertentu,
seperti 0–5 (usia balita), 6–12 (usia SD), 13–15 (usia SMP), 16–18 (usia SMA),
19–24 (usia Perguruan Tinggi), 25–60 (usia dewasa), dan >60 (usia lanjut).
Selain itu komposisi penduduk juga dapat dibuat berdasarkan usia produktif dan
usia nonproduktif, misalnya: usia 0–14 (usia belum produktif), 15–64 (usia
produktif), dan usia >65 (tidak produktif). Contoh penggunaan komposisi
penduduk berdasarkan usia adalah dalam perencanaan program Wajib Belajar
(Wajar). Dengan mengamati dan menganalisis jumlah penduduk tiap-tiap kelompok
usia maka dapat diketahui berapa jumlah anak yang harus bersekolah, sarana dan
prasarananya, berapa jumlah pendidik dan tenaga kependidikan untuk mendukung
kegiatan tersebut, berapa jumlah sekolah yang dapat melayani kegiatan belajar
mengajar, dan lain-lainnya. Contoh lain penggunaan komposisi penduduk
berdasarkan usia, yaitu dalam perencanaan pembangunan nasional. Dengan
mengetahui jumlah penduduk tiap tingkatan usia maka dapat dirancang bentuk dan
arah pembangunan, apakah akan dikembangkan pembangunan yang padat modal atau
padat karya. Komposisi penduduk berdasarkan usia dapat juga digunakan
menghitung kebutuhan serta cadangan pangan nasional. Komposisi penduduk
berdasarkan usia produktif dan nonproduktif dapat digunakan untuk menghitung
angka ketergantungan (dependency ratio). Angka ini sangat penting diketahui
karena dapat memperkirakan beban tiap penduduk nonproduktif untuk menopang
kebutuhan hidupnya. Permasalahan dalam komposisi penduduk lainnya adalah
apabila jumlah penduduk dengan usia di bawah 15 tahun dan usia di atas 65 tahun
jumlahnya lebih besar dibandingkan usia produktif (15-65 th). Hal tersebut
dapat menyebabkan penduduk usia produktif menanggung hidup seluruh penduduk
usia nonproduktif. Penduduk usia produktif akan terbebani oleh penduduk yang
tidak berkualitas untuk menjadi manusia yang bermanfaat bagi mereka sendiri,
keluarga, maupun masyarakat. Semakin besar angka ketergantungan, akan semakin
besar beban penduduk dalam menopang kehidupan. Hal ini biasanya terjadi di
negara berkembang dan terbelakang, dimana angka ketergantungan umumnya masih
besar. Artinya jumlah penduduk usia non produktif jumlahnya masih besar,
sehingga penduduk usia produktif harus menanggung kehidupan penduduk usia non
produktif yang jumlahnya lebih banyak. Sebaliknya, jika semakin kecil angka
ketergantungan, akan semakin kecil beban dalam menopang kehidupan penduduk usia
nonproduktif. Angka ketergantungan dapat dicari dengan rumus berikut:
Ak = a / b x 100
Keterangan:
K =
Angka Ketergantungan (dependency ratio)
a
= jumlah penduduk
belum/tidak produktif (0-14 tahun dan >65 tahun)
b
= jumlah penduduk produktif
(15 – 64 tahun)
100 =
dihitung perseratus penduduk
Contoh
perhitungan:
Diketahui jumlah penduduk Desa
Sukamakmur yang berusia kurang dari 15 tahun sebanyak 5400 jiwa dan penduduk
berusia 15 – 64 tahun sebanyak 11.450 jiwa, sedangkan penduduk berusia di atas
65 tahun sebanyak 850 jiwa. Hitunglah angka beban ketergantungannya?
Jawab:
Diketahui: a = 5.400+850 = 6.250 jiwa, b
= 11.450 jiwa
AK = 6.250 / 11.450 x 100
Ak = 54, 49
AK = 54,49 artinya setiap 100 penduduk
usia produktif menanggung 54,49 (dibulatkan 55 jiwa) yang tidak produktif.
Bonus
demografis adalah keadaan
di mana komposisi penduduk kita
sangat menguntungkan dari sisi pembangunan karena jumlah penduduk usia kerja
atau usia produktif cukup besar, sedang penduduk usia muda semakin sedikit dan
penduduk usia lanjut belum banyak. Bonus demografis yang dianugerahkan kepada
bangsa Indonesia, khususnya pada periode 2010-2035 adalah berupa penduduk usia
produktif yang jumlahnya cukup besar. Penduduk usia produktif jumlahnya
mencapai sekitar 70% atau mencapai 160-180 juta jiwa pada 2020, sedang yang 30%
nya adalah penduduk yang tidak produktif (usia kurang dari 15 tahun dan usia
lebih dari 65 tahun). Kecenderungan bonus demografis dapat kamu lihat pada
gambar 2.3.
Dari
gambar 2.3. kamu
dapat melihat bagaimana
kondisi bonus demografis Indonesia. Kamu perhatikan rentang
tahun 2010-2020. Pada gambar tersebut kelompok umur di atas 65 tahun (Elderly)
berjumlah di bawah 10%, kelompok anak-anak umur 0-14 tahun di bawah 30 %.
Dengan demikian maka kelompok tidak produktif sekitar 40%, berarti kelompok
produktif sekitar 60%. Atau secara sederhana setiap 100 penduduk, terdapat 60
orang yang mencari nafkah. Jika kelompok usia produktif ini memiliki kompetensi
yang memadai sesuai dengan yang dibutuhkan, maka akan menjadi potensi sumber
daya manusia yang sangat berarti bagi pembangunan bangsa dan negara. Tetapi
apabila kelompok ini tidak/kurang memiliki kompetensi yang diperlukan untuk
pembangunan, maka kelompok ini justru akan menjadi beban yang luar biasa berat
bagi masyarakat, bangsa, dan negara. Bangsa Indonesia harus mampu menyiapkan
generasi muda yang berkualitas tinggi melalui pendidikan, pelatihan, kesehatan,
penyediaan lapangan kerja, dan investasi.
Pengelolaan bonus demografis
yang tidak tepat
dapat menyebabkan masalah-masalah
lain. Sebagai contoh apabila kekurangan lapangan kerja maka akan terjadi
permasalahan, yaitu pengangguran yang akan menjadi beban negara. Apakah bangsa
Indonesia sudah mampu memanfaatkan bonus demografis sebagai modal pembangunan
menuju Indonesia adil, makmur, dan sejahtera? Tentu saja bangsa Indonesia
akan selalu berusaha
memanfaatkan bonus demografis
secara optimal. Kamu juga dapat berperan dalam hal tersebut misalnya
dengan belajar giat sehingga ketika dewasa kamu menjadi warga negara yang
terampil. Salah satu cara memanfaatkan bonus demografis adalah mengelola usia
produktif dengan baik.
Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Komposisi
penduduk berdasarkan jenis kelamin juga penting untuk diketahui, karena dapat
digunakan dalam menghitung angka perbandingan jenis kelamin (sex ratio). Perbandingan
tersebut dapat digunakan untuk memperkirakan bentuk pemberdayaan penduduk
sebagai sumber daya manusia sesuai dengan karakteristiknya. Misalnya, berkenaan
dengan pekerjaan, tanggung jawab, serta bentuk pengembangan pendidikan dan
pelatihan yang sesuai dengan potensi dan kemampuan penduduk. Pada zaman dahulu,
kaum laki-laki lebih dominan untuk berusaha (bekerja) dan mempertahankan diri.
Pada saat itu, teknologi masih sangat sederhana sehingga hanya penduduk yang
memiliki tenaga dan kemampuan fisik yang kuat yang dapat bertahan hidup. Akan
tetapi, setelah teknologi berkembang dengan cepat dan modern, sesuai pula
dengan prinsip emansipasi wanita, ternyata hampir semua jenis pekerjaan yang
biasa dikerjakan oleh kaum laki-laki juga dapat dikerjakan oleh kaum perempuan.
Piramida Penduduk
Piramida penduduk adalah dua buah diagram
batang pada satu sisi menunjukkan jumlah penduduk laki-laki dan pada sisi
lainnya menunjukkan jumlah penduduk perempuan dalam kelompok interval usia lima
tahunan. Penduduk laki-laki biasanya digambarkan di sebelah kiri, sedangkan
penduduk wanita di sebelah kanan. Dengan
piramida penduduk tersebut, akan memudahkan kamu untuk menentukan perkembangan
jumlah lembaga pendidikan di daerahmu. Mengapa demikian? Dengan mengetahui persentase
jumlah anak-anak usia sekolah, membantumu menentukan jumlah kebutuhan sekolah
yang akan datang. Selain didasarkan pada usia sekolah, tentu saja kamu juga
memiliki pertimbangan yang lain seperti sarana dan prasarana transportasi,
tenaga pendidikan, dan sebagainya dalam merencanakan pembangunan sekolah.
Dengan perencanaan yang baik, pasti pembangunan pendidikan di daerahmu juga
akan berkualitas.Setelah
mencermati kasus di atas, kamu tentu memahami bagaimana pentingnya piramida
penduduk di suatu negara. Piramida penduduk memiliki manfaat seperti;
mengetahui perbandingan jumlah penduduk pria dan wanita, mengetahui pertumbuhan
penduduk di suatu negara, mengetahui jumlah penduduk usia sekolah, dan
mengetahui golongan penduduk produktif dan tidak produktif. Dengan demikian,
piramida penduduk menjadi data penting untuk menjadi salah satu dasar pembuatan
keputusan penting di suatu negara. Data tentang komposisi penduduk menurut umur
dan jenis kelamin dapat digambarkan dalam suatu grafik pada saat tertentu yang
disebut piramida penduduk. Komposisi penduduk berdasarkan umur dapat dibedakan
menjadi kelompokkelompok, misalnya: - Penduduk usia
muda umur 0 – 20 tahun; - Penduduk usia
dewasa umur 21 – 55 tahun; - Penduduk usia
tua umur > 55 tahun. Dengan
membaca piramida penduduk suatu negara, kamu dapat memperoleh banyak data dan
informasi tentang kondisi penduduk tersebut. Misalnya berapa persen jumlah
penduduk yang tidak produktif, berapa persen jumlah perempuan, dan sebagainya.
Piramida penduduk dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
Piramida Penduduk Muda
Piramida
ini menggambarkan kondisi penduduk yang sedang tumbuh dengan ditandai oleh tingkat
kelahiran yang tinggi sehingga penduduk
usia muda lebih besar
daripada penduduk usia
tua. Pada piramida penduduk
tersebut, sebagian besar jumlah penduduk ada di usia di bawah 20 tahun.
Piramida penduduk muda juga
disebut piramida kerucut karena
bentuknya menyerupai kerucut, di
bawahnya lebih lebar dibandingkan bagian puncaknya. Piramida penduduk
muda menunjukkan angka ketergantungan yang tinggi. Penduduk
usia produktif banyak
menanggung beban usia muda dan tua. Suatu negara yang memiliki piramida
penduduk muda, diperlukan motivasi kerja yang tinggi bagi penduduk usia
produktif agar dapat menghidupi penduduk usia nonproduktif (usia muda dan tua).
Apa yang harus dilakukan penduduk usia produktif? Penduduk usia produktif
harus dapat melakukan
kegiatan ekonomi dengan
baik seperti bertani, berdagang,
maupun aktivitas yang lain. Dengan demikian pendapatan akan meningkat sehingga
dapat menghidupi penduduk usia nonproduktif.Oleh karena itu mulai sekarang
kalian harus rajin belajar agar kelak menjadi orang yang berpendidikan tinggi
sehingga dapat bekerja dengan baik disertai dengan penghasilan yang tinggi pula
Proporsi yang besar dari usia muda ini merupakan penghambat bagi pembangunan
ekonomi, karena penduduk golongan usia muda cenderung menurunkan tingkat
penghasilan per kapita dan mereka merupakan konsumen dan bukan sebagai produsen
dalam perekonomian.
Piramida Penduduk Dewasa
Piramida
penduduk dewasa menggambarkan
komposisi penduduk usia
muda seimbang dengan komposisi
penduduk usia tua
dimana jumlah penduduknya dalam keadaan tetap atau
seimbang. Oleh karena itu bentuk piramida ini disebut juga piramida penduduk
tetap (stasioner), ada juga yang menyebut istilah piramida granat karena
bentuknya menyerupai granat. Suatu
negara yang memiliki
komposisi penduduk seperti
piramida penduduk dewasa angka
ketergantungannya rendah karena usia produktif lebih banyak. Negara yang memiliki
piramida seperti ini
tetap harus bekerja
keras, agar pendapatan meningkat sehingga tingkat
kemakmuran semakin tinggi
Piramida Penduduk Tua (constructive)
Pramida penduduk tua menggambarkan
komposisi penduduk usia
tua lebih besar daripada penduduk usia muda atau
dewasa. Piramida penduduk ini digambarkan seperti batu nisan
sehingga piramida ini
disebut piramida batu nisan. Suatu
negara yang memiliki
komposisi penduduk piramida penduduk
tua, kondisinya hampir sama
dengan negara yang memiliki
piramida penduduk muda. Keduanya sama-sama
menggambarkan usia
nonproduktif lebih banyak
daripada usia produktif.
Akibatnya angka ketergantungannya
tinggi.
Persebaran Penduduk dan Migras
Persebaran
Penduduk Indonesia
Beberapa daerah di Indonesia penduduknya
masih sangat sedikit, atau masih kekurangan jumlah penduduk (under population).
Contohnya di Papua, kepadatan penduduk rata-rata hanya 4 jiwa per kilometer
persegi. Sementara pulau Jawa kepadatan penduduknya mencapai 945 jiwa per
kilometer persegi. Pulau Jawa dan Madura dengan luas 132 ribu km2 berpenduduk
137 juta jiwa pada tahun 2010. Pulau-pulau
lain di Indonesia, dengan luas berkali lipat dari pulau Jawa jika seluruh
penduduknya dijumlahkan tidak dapat mencapai jumlah penduduk yang tinggal di
Pulau Jawa. Bagaimana
dampak penduduk yang tidak merata tersebut? Kondisi persebaran penduduk yang
tidak merata merupakan sebuah permasalahan tersendiri bagi pelaksanaan
pembangunan, karena di daerah dengan penduduk yang padat berarti tersedia cukup
banyak tenaga kerja. Namun pada daerah lain seperti di Kalimantan dan Papua, terjadi kekurangan
tenaga kerja sebagai sumber daya manusia untuk melaksanakan pembangunan.
Bagaimana mengatasi masalah tersebut? Salah satu cara untuk mengatasi masalah
tersebut tentu dengan mendatangkan tenaga terampil dari daerah-daerah lain. Pulau Jawa adalah daerah yang sangat
subur dan telah lama berkembang pertanian tradisional. Pada masa lalu,
masyarakat masih mengembangkan pola ekonomi tradisional berupa pertanian.
Lokasi Pulau Jawa yang sebagian besar wilayahnya mudah terjangkau menjadi salah
satu penyebab persebaran penduduk di Pulau Jawa terus terjadi. Selain itu,
Pulau Jawa juga merupakan pusat perkembangan politik pada masa pengaruh Hindu,
Buddha, Islam, dan masa penjajahan. Tidak mengherankan apabila sarana dan
prasarana di Pulau Jawa cukup lengkap. Berkat kemajuan ilmu dan teknologi,
pusat kegiatan ekonomi masyarakat sekarang tersebar ke seluruh nusantara.
Bahkan Pulau Jawa yang penduduknya sudah sangat padat mulai mengalami
kekurangan lahan untuk mengembangkan pertanian. Pertanian dan pertambangan saat
ini telah berkembang di berbagai daerah Indonesia.Pemusatan penduduk di Pulau Jawa saja
tentu sangat merugikan proses pembangunan nasional, karena itu perlu dilakukan
upaya pemerataan penduduk yang seimbang, sehingga seluruh potensi bangsa
Indonesia dapat dikembangkan optimal. Salah satu cara untuk memeratakan jumlah
penduduk di Indonesia adalah dengan melalui perpindahan penduduk dari daerah
yang padat ke daerah yang jarang penduduknya. Perpindahan penduduk tersebut
tentu dapat dilakukan dengan keinginan sendiri maupun diprogramkan oleh
pemerintah.
Migrasi Penduduk
Berkat
kemajuan transportasi dan komunikasi, saat ini masyarakat sangat mudah
melakukan kegiatan perpindahan penduduk. Perpindahan penduduk dari satu tempat
ke tempat lain baik untuk menetap maupun sementara, perseorangan maupun
kelompok disebut migrasi. Mengapa orang melakukan kegiatan migrasi?
Penyebab Migrasi
Bencana alam
Lahan semakin sempit
Situasi Pertentangan
Kondisi alam
Macam-macam migrasi
Ditinjau
dari daerah yang dituju, migrasi dibedakan menjadi dua yakni migrasi
internasional dan migrasi nasional. Migrasi
Internasional merupakan perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara
lain. igrasi nasional merupakan perpindahan penduduk dari satu daerah ke daerah
lain dalam satu wilayah negara atau disebut juga migrasi internal. Migrasi
nasional terdiri atas dua bentuk yaitu transmigrasi dan urbanisasi. Pada uraian
berikutnya kamu akan mempelajari bagaimana terjadinya transmigrasi dan
urbanisasi.
Transmigrasi
Beberapa pulau besar di Indonesia
seperti di Sumatra, Kalimantan, dan Papua dapat ditemukan beberapa daerah yang
merupakan lokasi transmigrasi. Sebagai contoh apabila kamu tinggal di Kabupaten
Lampung Selatan, kamu akan menemukan daerah yang memiliki bahasa berbeda-beda.
Apabila kamu tinggal di dekat Kecamatan Tanjungsari dan Merbau Mataram, kamu
menemukan masyarakat yang sebagian besar menggunakan Bahasa Jawa. Mengapa hal
tersebut dapat terjadi? Hal tersebut tidak lepas dari pengaruh terjadinya
transmigrasi pada masa lalu. Di Kecamatan Tanjungsari dan Merbau Mataram,
sebagian besar transmigran berasal dari DIY dan Jawa Tengah, sehingga sebagian
besar mereka masih menggunakan Bahasa Jawa.
Perpindahan penduduk dari suatu daerah
atau pulau yang berpenduduk padat ke daerah atau pulau yang berpenduduk jarang
dalam rangka untuk kepentingan pembangunan nasional disebut transmigrasi.
Transmigrasi dapat berupa perpindahan penduduk dalam satu daerah, tetapi juga
dapat dilakukan antar provinsi atau antar pulau. Transmigrasi dalam satu daerah
misalnya penduduk di Garut Utara, Jawa Barat dipindahkan ke Garut Selatan yang
penduduknya masih sangat jarang. Pada saat ini transmigrasi dalam satu daerah
sangat jarang ditemukan di Pulau Jawa, karena hampir semua lokasi di Pulau Jawa
sudah padat penduduknya. Transmigrasi dapat dilakukan atas kehendak sendiri
maupun mengikuti program pemerintah. Mengapa penduduk melakukan transmigrasi?
Berdasarkan latar belakang transmigrasi di atas, tentu kamu dapat menemukan
tujuan pelaksanaan program transmigrasi di Indonesia. Salah satu tujuan
pelaksanaan transmigrasi adalah pemerataan penduduk. Agar penduduk tidak
memusat di suatu lokasi, maka mereka disebar ke berbagai daerah dan pulau.
Transmigrasi juga secara tidak langsung turut membentuk persebaran sumber daya
manusia, alam, budaya baru di lokasi kedatangan. Tujuan lain transmigrasi
adalah meningkatkan taraf hidup masyarakat. Lahan yang sempit di Pulau Jawa
ketika diolah mungkin hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dengan
melakukan transmigrasi, suatu keluarga akan memperoleh lahan luas di Pulau
Sumatra. Ketersediaan lahan yang luas membuat seluruh anggota keluarga dapat
bekerja dengan baik, sehingga hasilnya melimpah. Masalah pengangguran juga
terselesaikan berkat dengan program transmigrasi. Transmigrasi juga bertujuan
untuk menanggulangi bencana alam. Sebagai contoh, penduduk di sekitar daerah
rawan bencana seperti Gunung Merapi dan Gunung Sinabung dipindahkan ke daerah
lain yang tidak berbahaya. Sebagai warga negara, sepatutnya kamu mendukung
program transmigrasi dengan baik. Dengan pemerataan penduduk yang baik, maka
bangsa Indonesia semakin kuat. Persatuan dan kesatuan bangsa selalu terjaga.
Karena itu masyarakat harus selalu menjaga kebersamaan dengan mengembangkan
sikap toleransi. Terjadinya transmigrasi pasti akan mempertemukan
kebudayaan-kebudayaan yang berbeda. Setiap masyarakat harus saling menjaga
untuk saling memahami kebudayaan lain, sehingga tercipta keselarasan sosial
yang ideal.
Urbanisasi
Perpindahan penduduk
dari desa ke kota sering diartikan urbanisasi. Saat ini pengertian urbanisasi
bukan sekedar perpindahan secara fisik saja, namun dapat diartikan sebagai
suatu proses perpindahan yang dapat dilihat dari sudut pandang ekonomi, demografi,
sosiologi, dan geografi. Perubahan suasana perdesaan menjadi suasana kehidupan
kota juga dapat diartikan sebagai urbanisasi. Setelah kamu memahami pengertian
urbanisasi, selanjutnya kita cari tahu mengapa seseorang melakukan urbanisasi.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kamu amati gambar berikut! Gambar berikut
adalah gambar yang dapat menjelaskan terjadinya urbanisasi. Mengapa terjadi
urbanisasi? Bertambahnya penduduk kota, bertambah luasnya kota dan penambahan
jumlah kota disebabkan oleh berbagai hal. Salah satu penyebab utama urbanisasi
adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota. Mengapa terjadi? Ada dua hal
penting yang menyebabkan terjadinya urbanisasi yakni daya dorong desa dan daya
tarik kota.
Daya dorong desa
a. Terbatasnya lapangan pekerjaan di
pedesaan.
b. Semakin sempitnya lahan pertanian.
c. Keberhasilan pertanian yang tidak
pasti seperti paceklik, kekeringan, dan serangan hama.
d. Minimnya fasilitas sosial di
pedesaan.
e. Kehidupan desa yang tidak bervariasi
atau monoton.
Daya tarik kota
a.
Lapangan pekerjaan di kota lebih banyak dibanding di desa.
b.
Upah pekerja di kota lebih tinggi dibanding di desa.
c.
Fasilitas sosial, pendidikan, olahraga, dan lain-lain lebih lengkap
dibanding di desa.
Upaya untuk menghentikan
laju urbanisasi antara lain dengan membuka lapangan pekerjaan di pedesaan.
Salah satunya dengan membangun industri yang banyak menyerap tenaga kerja
seperti pabrik dan pusat perdangan. Cara lain yang dapat dilakukan yaitu
melalui pembangunan fasilitas umum seperti fasilitas pendidikan, kesehatan, dan
transportasi. Dampak negatif
urbanisasi terhadap desa misalnya berkurangnya tenaga terdidik dan menurunnya
kualitas dan kuantitas pertanian. Dampak negatif lainnya adalah pengaruh budaya
negatif dari kota. Namun demikian desa juga merasakan manfaat urbanisasi
seperti menurunnya angka pengangguran, meningkatnya daya beli desa karena uang
dikirim dari kota, pengaruh ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya positif
dari kota. Bagi kota, urbanisasi menimbulkan dampak negatif seperti
meningkatnya jumlah penduduk kota, ketatnya persaingan kerja, berkurangnya
lahan kota, dan masalah sosial lainnya. Dampak positif urbanisasi bagi kota
misalnya tersedia tenaga kerja murah terutama tenaga kerja kasar, dan
terjadinya kompetisi yang tinggi dalam rekrutmen tenaga kerja sehingga dihasilkan
tenaga kerja yang unggul.
Fungsi dan Peran Penduduk dalam Pembangunan
Nasional
Kualitas Penduduk
Apakah kamu mengetahui istilah kualitas
penduduk? Kualitas penduduk sangat terkait dengan kemampuan penduduk untuk
mengolah dan memanfaatkan sumber daya alam yang ada, guna memenuhi kebutuhan
hidup dan meningkatkan kesejahteraannya. Indikator kualitas atau mutu sumber
daya manusia dapat dilihat dari beberapa aspek seperti; pendapatan, tingkat
pendidikan, dan tingkat kesehatan. Indikator dari tingkat kesehatan penduduk
dapat dilihat dari angka kematian dan angka harapan hidup. Angka kematian yang
tinggi menunjukkan tingkat kesehatan penduduk yang rendah dan angka harapan
hidup yang tinggi menunjukkan tingkat kesehatan penduduk yang baik. Tingkat
kesehatan penduduk juga tidak dapat dilepaskan dari pendapatan penduduk.
Semakin tinggi pendapatan penduduk, maka pengeluaran untuk memperoleh pelayanan
kesehatan akan semakin tinggi. Penduduk yang pendapatannya tinggi dapat
menikmati makanan yang berkualitas yang memenuhi standar kesehatan. Sementara
orang yang tingkat pendidikannya tinggi diharapkan memiliki produktivitas yang
tinggi pula bila dibandingkan dengan orang yang berpendidikan rendah. Masalah
kualitas penduduk juga dapat dilihat dari tingkat kemakmurannya. Meskipun tidak
termasuk negara miskin, jumlah penduduk Indonesia yang hidup di bawah garis
kemiskinan masih cukup besar. Sebanyak 37,5 juta pendudukIndonesia hidup di
bawah garis kemiskinan menurut standar yang ditetapkan PBB. Angka kemiskinan
bangsa Indonesia sampai saat ini masih di atas 10%. Hal ini menjadi
tanggungjawab seluruh bangsa Indonesia untuk mengentaskan kemiskinan tersebut.
Beberapa hal yang mempengaruhi kualitas penduduk Indonesia adalah tingkat
pendidikan, kondisi kesehatan, dan tingkat pendapatan Tingkat pendidikan yang
merupakan potensi sumber daya manusia yang unggul. Sementara tingkat kesehatan suatu
masyarakat suatu mencerminkan kesejahteraan suatu negara. Sedangkan pendapatan
yang tinggi sangat mempengaruhi upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat di suatu
negara. Ketiga indikator tersebut saling mempengaruhi satu sama lain.
Dalam
bidang pendidikan, tinggi rendahnya tingkat pendidikan masyarakat turut
menentukan tinggi rendahnya kualitas sumber daya masyarakat. Pendidikan yang
baik adalah yang memenuhi kebutuhan masyarakat. Sebagai contoh pada masyarakat
maritim, tentu diperlukan pendidikan kemaritiman, pada masyarakat pertanian
perlu ada sekolah pertanian, dan sebagainya. Kesehatan yang baik akan
menyebabkan rakyat dapat bekerja secara optimal, biaya pengobatan juga dapat
ditekan. Kesehatan yang baik akan berdampak langsung pada kinerja masyarakat.
Salah satu cara melihat tingkat kesehatan masyarakat adalah dengan melihat usia
harapan hidup masyarakat. Semakin tinggi usia harapan hidup, berarti kesehatan
suatu negara semakin baik. Tingkat pendapatan juga merupakan ukuran tingkat
kesejahteraan masyarakat. Semakin tinggi tingkat pendapatan, semakin baik
kesejahteraan masyarakat suatu negara. Semakin rendah angka kemiskinan suatu
negara, semakin makmur kehidupan negara tersebut.
Kualitas Penduduk dan Pergerakan Nasional
Kualitas penduduk bukan
hanya berpengaruh pada pembangunan nasional saat ini. Perkembangan pergerakan
nasional bangsa Indonesia, juga sangat dipengaruhi oleh peningkatan kualitas
penduduk Indonesia. Mengapa demikian? Kamu akan mempelajarinya melalui uraian
di bawah ini! Kamu telah mempelajari bagaimana hakikat kualitas penduduk
Indonesia. Kualitas penduduk sangat berpengaruh terhadap pembangunan suatu
bangsa. Perjuangan untuk pembangunan bangsa Indonesia sangat ditentukan oleh
kualitas penduduk Indonesia. Penduduk yang berkualitas akan melahirkan
pemimpin-pemimpin yang berkualitas. Pemimpin yang berkualitas akan mampu
membawa bangsa dan negara dalam kejayaan. Pentingnya kualitas penduduk dalam
perjuangan bangsa Indonesia juga dapat dilihat pada masa pergerakan nasional.
Kamu tentu sudah mengetahui makna kebangkitan nasional dan pergerakan nasional
Indonesia bukan? Tahukah kamu, bahwa salah satu pendorong lahirnya pergerakan
nasional Indonesia adalah karena peningkatan kualitas penduduk di Indonesia. Berdasarkan indikator pendidikan,
kualitas penduduk Indonesia pada masa penjajahan sangat rendah. Kondisi
kesehatan dan kesejahteraan rakyat pada masa penjajahan juga sangat
memprihatinkan. Tingkat pendidikan masyarakat Indonesia yang rendah,
menyebabkan bangsa asing mudah mengelabuhi bangsa Indonesia. Pada awal abad XX,
terjadi perubahan penting pada kualitas penduduk Indonesia. Perubahan tersebut
terutama dalam bidang pendidikan. Semakin banyak sekolah berkembang di
Indonesia, semakin banyak kaum terpelajar. Kelompok inilah yang berperan besar
pada pergerakan nasional Bangsa Indonesia. Semakin membaiknya kualitas
pendidikan di Indonesia, semakin meningkat pula kualitas penduduk Indonesia.
Meningkatnya kualitas penduduk di Indonesia berpengaruh langsung pada
pergerakan kebangsaan Indonesia. Bagaimana proses pergerakan nasional tersebut? Kamu akan mempelajarinya melalui uraian berikut
ini.
Munculnya Nasionalisme Indonesia
Munculnya nasionalisme
atau paham kebangsaan Indonesia dilatarbelakangi oleh berbagai faktor. Faktor
apa saja yang mendorong lahirnya nasionalisme (pergerakan kebangsaan)
Indonesia? Uraian berikut akan membantumu memahaminya.
- Perluasan Pendidikan
Pemerintah
Hindia Belanda menerapkan kebijakan Politik Etis tahun 1901 yaitu;
irigasi/pengairan, emigrasi/transmigrasi, dan edukasi/pendidikan. Tiga
kebijakan tersebut sebenarnya bertujuan memperbaiki kondisi masyarakat yang
semakin terpuruk. Namun pelaksanaan kebijakan politik etis tetap lebih berpihak
kepada penjajah. Dalam pelaksanaannya banyak penyelewengan dalam politik Etis,
seperti:
a) Irigasi hanya untuk kepentingan perkebunan
Belanda.
b) Emigrasi/transmigrasi hanya untuk mengirim
orang-orang Jawa ke luar Jawa guna dijadikan buruh perkebunan dengan upah
murah.
c) Pendidikan hanya sampai tingkat rendah, yang
bertujuan memenuhi pegawai rendahan.
Pendidikan
tinggi hanya untuk orang Belanda dan sebagian anak pejabat. Segi positif yang
paling dirasakan bangsa Indonesia adalah pendidikan. Semakin banyak orang
Indonesia berpendidikan modern, yang kemudian memelopori gerakan pendidikan,
sosial, dan politik. Pengaruh pendidikan inilah yang melahirkan para tokoh
pemimpin pergerakan nasional Indonesia. Pendidikan adalah investasi peradaban.
Melalui pendidikan akan tertanamkan pengetahuan dan kesadaran nasionalisme
bangsa Indonesia. Secara bertahap, mulai masuk abad XX kesempatan memperoleh
pendidikan bagi rakyat Indonesia semakin besar. Hal ini dipengaruhi oleh
kebijakan baru pemerintah Hindia Belanda melalui Politik Etis. Kebijakan
Politik Etis memungkinkan berdiriny sekolah-sekolah di berbagai daerah
Indonesia.
Mulai
abad XX perkembangan pendidikan yang diselenggarakan swasta juga semakin
banyak. Perkembangan pendidikan bukan hanya diselenggarakan oleh pemerintah,
tetapi juga oleh berbagai organisasi sosial dan keagamaan. Misionaris agama
Kristen dan Katolik mendirikan berbagai sekolah di pusat-pusat penyebaran agama
Kristen. Beberapa kota berkembang pendidikan berdasarkan keagamaan seperti
Muhammadiyah, Persatuan Islam, Nahd latul Ulama, dan sebagainya. Sekolah
kebangsaan juga tumbuh seperti Taman Siswa dan sekolah-sekolah yang didirikan
organisasi pergerakan. Pendidikan sangat besar peranannya dalam
menumbuhkembangkan nasionalisme. Pendidikan menyebabkan terjadinya transformasi
ide dan pemikiran yang mendorong semangat pembaharuan masyarakat. Pada masa
sekarang kamu harus senantiasa berupaya meningkatkan kualitas pendidikan.
- Kegagalan perjuangan di berbagai daerah
Bangsa
Indonesia sadar berbagai penyebab kegagalan perjuangan kemerdekaan pada masa
lalu. Salah satu penyebab kegagalan perjuangan tersebut adalah perlawanan yang
bersifat kedaerahan. Kamu tentu ingat beberapa perjuangan bangsa Indonesia di
berbagai daerah. Bagaimana seandainya para tokoh seperti Imam Bonjol, Pangeran
Diponegoro, Pattimura, Sultan Hasanuddin dan para tokoh lainnya bersatu
mengusir penjajah? Tentu Belanda akan mudah ditaklukkan. Untuk memahami
berbagai penyebab kegagalan rakyat Indonesia di berbagai daerah mengusir
penjajah, lakukan aktivitas berikut!
Memasuki abad XX, corak perjuangan bangsa
Indonesia berubah dari yang bersifat kedaerahan, menuju perjuangan yang
bersifat nasional. Bangsa Indonesia menemukan identitas kebangsaan sebagai
pengikat perjuangan bersama. Paham kebangsaan atau nasionalisme telah tumbuh
dan menjelma menjadi sarana perjuangan yang sangat kuat. Corak perjuangan
nasional bangsa Indonesia ditandai dengan momentum penting yaitu diikrarkan Sumpah
Pemuda 28 Oktober 1928.
- Rasa Senasib Sepenanggungan
Perluasan
kekuasaan Barat di Indonesia telah memengaruhi perubahan politik, ekonomi,
sosial bangsa Indonesia. Tekanan pemerintah Hindia Belanda pada bangsa
Indonesia telah memunculkan perasaan kebersamaan rakyat Indonesia sebagai
bangsa terjajah. Hal inilah yang mendorong tekad bersama untuk menghimpun
kebersamaan dalam pergerakan kebangsaan Indonesia.
- Berkembangnya berbagai paham baru
Paham-paham
baru seperti pan-Islamisme, liberalisme, sosialisme, komunisme menjadi salah
satu pendorong pergerakan nasional Indonesia. Paham-paham tersebut mengajarkan
bagaimana langkah-langkah memperbaiki kondisi kehidupan bangsa Indonesia.
Berbagai paham tersebut mempengaruhi berbagai organisasi pergerakan nasional
Indonesia.
- Perkembangan Organisasi Etnik, Kedaerahan, Keagamaan
Organisasi pergerakan nasional tidak muncul
begitu saja. Awalnya yang berdiri di Indonesia adalah berbagai organisasi
etnik, kedaerahan, dan keagamaan. Berbagai organisasi tersebut sering melakukan
pertemuan hingga akhirnya muncul ide untuk mengikatkan diri dalam organisasi
yang bersifat nasional. Bagaimana prosesnya? Organisasi etnik banyak didirikan
oleh pelajar perantau di kota-kota besar. Mereka membentuk perkumpulan
berdasarkan latar belakang etnis. Beberapa contoh misalnya Serikat Pasundan dan
Perkumpulan Kaum Betawi dipelopori oleh M. Husni Thamrin. Selain berkembang
organisasi etnik, muncul juga beberapa organisasi kedaerahan seperti Tri Koro
Dharmo (1915), Jong Java (1918) Jong Sumatranen Bond (1917). Berbagai
organisasi bernapaskan keagamaan pada awal abad XX sangat mempengaruhi
perkembangan kebangsaan Indonesia. Beberapa organisasi bernapas keagamaan yang
muncul pada masa awal abad XX misalnya Jong Islamiten Bond, Muda Kristen Jawi,
Muhammadiyah, Nahd latul Ulama, PERSIS (Persatuan Umat Islam), dan Al-Jamiatul
Washiyah.Kaum wanita juga aktif berperan dalam berbagai organisasi baik
organisasi sosial maupun politik. Peran serta perempuan dalam memperjuangkan
kemerdekaan, telah ada sejak dahulu. Beberapa tokoh pejuang wanita zaman dulu
adalah R.A. Kartini, Dewi Sartika, dan Maria Walanda Maramis. R.A. Kartini
adalah putri Bupati Jepara Jawa Tengah yang memperjuangkan emansipasi
(persamaan derajat) antara laki-laki dan perempuan. Beliau mendirikan sekolah
khusus untuk perempuan.
Lahirnya Organisasi Pergerakan Nasional
Indonesia
Kebangkitan nasional yaitu masa
kesadaran bangsa Indonesia untuk berjuang bersama-sama dalam mengusir
penjajahan. Tentu kamu masih ingat mengapa tanggal 20 Mei selalu diperingati
sebagai hari kebangkitan nasional. Tanggal 20 Mei 1908 merupakan hari lahir
Boedi Oetomo (Budi Utomo), organisasi modernis pertama di Indonesia. Bagaimana
sejarah lahirnya Budi Utomo dan berbagai organisasi lainnya? Kamu akan
menelusuri melalui uraian di bawah ini.
1)
Budi Utomo
Pada
awal abad XX sudah banyak mahasiswa di kota-kota besar terutama di Pulau Jawa.
Sekolah kedokteran bernama STOVIA (School tot Opleideing van Inlandsche
Aartsen) terdapat di Jakarta. Para tokoh mahasiswa kedokteran sepakat untuk
memperjuangkan nasib rakyat Indonesia dengan memajukan pendidikan rakyat. Pada
tanggal 20 Mei 1908 sebuah organisasi bernama Budi Utomo dibentuk di Jakarta.
Ketua Budi Utomo adalah dr Sutomo, dan tonggak berdirinya Budi Utomo pada
tanggal 20 Mei 1908 dikenang sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Tokoh lain
pendiri Budi Utomo adalah Gunawan, Cipto Mangunkusumo, dan R.T. Ario
Tirtokusumo.
2)
Sarekat Islam
Tahun 1911 didirikan Serikat Dagang Islam (SDI), oleh
KH Samanhudi dan RM Tirtoadisuryo di Solo. Tujuan utama pada awalnya adalah
melindungi kepentingan pedagang pribumi dari ancaman pedagang Cina. Saat itu
para pedagang Cina banyak menguasai perdagangan pasar, sehingga menggeser para
pedagang lokal yang kurang pendidikan dan pengalaman. Dalam Kongres di Surabaya
tanggal 30 September 1912, Serikat Dagang Islam berubah menjadi Sarekat Islam.
Perubahan nama dimaksudkan agar organisasi lebih terbuka anggota dan
kegiatannya. Pada tahun 1913 Sarekat Islam dipimpin oleh Haji Umar Said
Cokroaminoto. Sarekat Islam sangat menarik rakyat karena kegiatannya yang
membela rakyat. Tahun 1915 jumlah anggota Partai Sarekat Islam sebanyak
800.000. Tahun 1923 Sarekat Islam berubah nama menjadi Partai Sarekat Islam
(PSI) yang bersifat nonkooperatif terhadap Belanda. Tahun 1927 Partai Sarekat
Islam menetapkan tujuan pergerakan untuk Indonesia merdeka berasaskan Islam.
3)
Indische Partij
Indische
Partij adalah partai politik pertama di Indonesia. pendiri Indische Partij yang terkenal dengan sebutan tiga serangkai E.F.E.
Douwes Dekker (Danudirjo Setiabudi), R.M. Suwardi Suryaningrat, dan dr. Cipto
Mangunkusumo. Indische Partij dideklarasikan tanggal 25 Desember 1912. Tujuan
Indische Partij sangat jelas, yakni mengembangkan semangat nasionalisme bangsa
Indonesia. Keanggotaannya pun terbuka bagi semua golongan tanpa memandang suku,
agama, dan ras. Pada tahun 1913
terdapat persiapan pelaksanaan perayaan 100 tahun pembebasan Belanda dari
kekuasaan Perancis. Belanda meminta rakyat Indonesia untuk turut memperingati
hari tersebut. Para tokoh Indische Partij menentang rencana tersebut. Suwardi
Suryaningrat menulis artikel yang dimuat dalam harian De Expres, dengan judul
Als Ik een Nederlander was(Seandainya aku orang Belanda). Suwardi mengecam
Belanda, bagaimana mungkin bangsa terjajah (Indonesia) disuruh merayakan
kemerdekaan penjajah. Pemerintah Belanda marah dengan sikap para tokoh Indische
Partij. Akhirnya Douwes Dekker, Tjipto Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat
ditangkap dan dibuang ke Belanda.
4)
Perhimpunan Indonesia (PI)
Semula
bernama Indische Vereeniging, didirikan oleh orang-orang Indonesia di Belanda
tahun 1908. Pada tahun 1922 Indische Vereeniging berubah nama menjadi
Indonesische Vereeniging dengan kegiatan utama politik. Tahun 1925 berubah
menjadi Perhimpinan Indonesia (PI). Nama majalahnya Hindia Putra, berubah
menjadi Indonesia Merdeka. Tujuan utamanya adalah Indonesia merdeka, memperoleh
suatu pemerintahan Indonesia yang bertanggung jawab kepada seluruh rakyat.
Tokoh-tokoh Perhimpunan Indonesia adalah Mohammad Hatta, Ali Sastroamijoyo,
Abdulmajid Joyoadiningrat, Iwa Kusumasumantri, Sastro Mulyono, Sartono, Gunawan
Mangunkusumo, dan Nazir Datuk Pamuncak.
5)
Partai Nasional Indonesia (PNI0
Partai
Nasional Indonesia (PNI) didirikan pada tanggal 4 Juli 1927 di Bandung,
dipimpin Ir Sukarno. Tujuan Partai Nasional Indonesia adalah Indonesia Merdeka,
dengan ideologi nasionalisme. Partai Nasional Indonesia mengadakan kegiatan
konkret baik politik, sosial maupun ekonomi. Organisasi ini terbuka dan
revolusioner, sehingga PNI cepat meraih anggota yang banyak. Pengaruh Sukarno
sangat meresap dalam lapisan masyarakat. Keikutsertaan Hatta dalam kegiatan
politik Sukarno semakin membuat Partai Nasional Indonesia sangat kuat. Kegiatan
politik Partai Nasional Indonesia dianggap mengancam pemerintah Belanda,
sehingga para tokoh Partai Nasional Indonesia ditangkap dan diadili tahun 1929.
Sukarno, Maskoen, Gatot Mangkupraja, dan Supriadinata diadili Belanda. Dalam
pembacaan pembelaannya Sukarno memberi judul Indonesia Menggugat. Sukarno dan
kawan-kawan dihukum penjara. Tahun 1931 Partai Nasional Indonesia dibubarkan,
kemudian Sartono membentuk Partindo. Selain itu Mohammad Hatta dan Sutan
Syahrir mendirikan organisasi Pendidikan Nasional Indonesia. Para tokoh partai
tersebut kemudian ditangkap Belanda dan diasingkan ke Digul, Papua. Selain lima
organisasi di atas, kamu dapat menemukan berbagai organisasi pada masa
pergerakan nasional. Sebagai contoh pada tahun 1935 berdiri Parindra (Partai
Indonesa Raya) dengan beberapa tokoh seperti M Husni Thamrin, R Sukardjo, R
Panji Suroso, dan Mr Susanto.Gerindo (Gerakan Indonesia) didirikan di Jakarta
pada bulan April 1937. Pemimpinnya adalah mantan pimpinan Partindo yang
dibubarkan tahun 1937, seperti Amir Syarifuddin, Mr. M. Yamin, Mr. Sartono, dan
Dr. A.K. Gani. Golongan nasionalis mencoba menggunakan Volksraad sebagai media
perjuangan nasional. Tujuannya memperkuat wakil-wakil bangsa Indonesia, tahun
1930 M. Husni Thamrin membentuk Fraksi Nasional. Pada tahun 1936, seorang
anggota Volksraad, Sutarjo mengajukan petisi yang menuntut kemerdekaan Indonesia
berangsur-angsur dalam 10 tahun. Petisi ini kemudian dikenal Petisi Sutarjo.
Petisi tersebut ditolak Belanda dengan alasan bangsa Indonesia belum siap untuk
merdeka. Para pejuang pergerakan nasional kecewa dan harapan kepada Volksraad
tidaklah besar. Pada tahun 1939 dibentuk federasi/gabungan dari beberapa
organisasi politik yang disebut Gabungan Politik Indonesia (GAPI). Semboyan
GAPI yang terkenal adalah “Indonesia Berparlemen”.
Tekad Sumpah Pemuda
Teks
sumpah pemuda diikrarkan para pemuda dari berbagai daerah pada tanggal 28
Oktober 1928 di Jakarta. Ikrar tersebut merupakan tekad untuk memulai jalan
baru mengusir penjajah melalui pergerakan nasional. Perjuangan para pemuda
untuk mengikatkan diri dalam bingkai bangsa Indonesia tidak terbendung. Pada
tahun 1925 secara tegas Perhimpunan Indonesia mengeluarkan pernyataan yang
berisi tentang penegasan tekad untuk bersatu dalam mengusir penjajah.
Pernyataan tahun 1925 tersebut sering dikenal dengan manifesto Perhimpunan
Indonesia, yang mendapat dukungan berbagai organisasi. Manifesto 1925 sangat
menggugah kesadaran bangsa Indonesia, dan sangat mempengaruhi pola pergerakan
nasional bangsa Indonesia. Gagasan manifesto 1925 terealisasi saat Sumpah
Pemuda pada Kongres Pemuda II tahun 1928.
Kongres
Pemuda II merupakan lanjutan Kongres Pemuda I tahun 1926. Berdirinya berbagai
organisasi pergerakan yang bersifat modern telah mendorong keinginan untuk
bekerja sama. Kongres menyadari akan persamaan banyak kepentingan, berbagai
dialog dilakukan antarpergerakan. Para pemuda dan pelajar mempunyai pemikiran
untuk membentuk kekuatan besar dalam menghadapi penjajahan Belanda. Kesadaran
membentuk bingkai pergerakan kebangsaan mulai tampak dengan berdirinya berbagai
organisasi nasionalis yang bersifat terbuka. Mereka tidak lagi memandang latar
belakang etnis, daerah asal, maupun agama. Beberapa organisasi yang awalnya
bersifat etnis dan kedaerahan pun kemudian berubah menjadi nasionalis.
Komunikasi antartokoh pergerakan, semakin membuka pandangan nasionalisme yang
lebih tegas. Langkah-langkah jelas untuk berjuang bersama-sama dibuktikan
dengan terselenggaranya kongres-kongres pemuda.
Kongres
Pemuda II diselenggarakan pada tanggal 27-28 Oktober 1928, dihadiri perwakilan
organisasi pemuda dari seluruh Indonesia. Dalam kongres ini, keinginan untuk
membentuk negara Indonesia merdeka semakin tegas. Suasana kebangsaan
benar-benar tidak bisa dibendung. Pada tanggal 28 Oktober 1928, dibacakanlah
keputusan hasil Kongres pemuda II, yang berupa ikrar pemuda yang terkenal
dengan . Selain menghasilkan
ikrar Sumpah Pemuda, Kongres II juga menetapkan lagu Indonesia Raya ciptaan WR
Supratman sebagai lagu kebangsaan Indonesia dan menetapkan bendera merah putih
sebagai lambang negara Indonesia. Selanjutnya, didirikannya Indonesia Muda
tahun 1930 berasaskan kebangsaan dan bertujuan Indonesia Raya. Berkat Sumpah
Pemuda, persatuan bangsa Indonesia semakin kuat. Rakyat dari Sabang (Aceh)
sampai Merauke (Papua) bertekad mengusir penjajah bersama-sama. Sejak saat
itulah penjajah menghadapi kekuatan yang sangat besar, yakni rakyat Indonesia.
Belanda tidak dapat lagi memecah belah bangsa Indonesia. Bagaimana sikap
pemerintah Belanda terhadap Kongres Pemuda II? Tentu saja sangat marah dan
menekan rapat-rapat yang diselenggarakan para tokoh pemuda. Lagu Indonesia Raya
pernah dilarang dan penyebutan Indonesia Merdeka tidak diperbolehkan. Para
tokoh pemuda mencari siasat lain. Pada Kongres III di Yogyakarta tahun 1938,
tujuan kemerdekaan Nusa dan Bangsa diganti menjunjung tinggi martabat nusa dan
bangsa. Sejak diikrarkan sumpah pemuda, persatuan Indonesia semakin kuat.
Perjuangan dilakukan secara bersama-sama, terorganisir, dan tidak tergantung
pada satu pemimpin. Perjuangan nasional tersebut akhirnya membuahkan
kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945.
Penduduk dalam Pembangunan Nasional
a. Penduduk sebagai Modal Dasar Pembangunan Nasional
Kamu
tentu sering mendengar istilah penduduk dan pembangunan nasional. Apakah yang
dimaksud pembangunan nasional? Bagaimana hubungan penduduk dan pembangunan
nasional? Pembangunan nasional merupakan rangkaian pembangunan berkesinambungan
yang meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara untuk mencapai
kesejahteraan masyarakat. Tujuan pembangunan nasional tercantum dalam pembukaan
UUD 1945 yakni melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia,
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,
dan keadilan sosial.
Bagaimana
untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional tersebut? Syarat utama tentu
bangsa Indonesia harus memiliki modal dasar. Modal dasar pembangunan nasional
adalah segala sumber kekuatan nasional yang dimiliki dan didayagunakan bangsa
Indonesia dalam pembangunan nasional. Modal dasar pembangunan nasional
Indonesia antara lain; kemerdekaan dan kedaulatan, jiwa dan semangat persatuan,
wilayah nusantara, kekayaan alam yang beraneka ragam, penduduk, serta adat
istiadat dan budaya bangsa.Apabila semua potensi tersebut dimanfaatkan secara
optimal, tentu keberhasilan pembangunan nasional akan tercapai. Dari beberapa
modal dasar tersebut, penduduk merupakan faktor yang penting dalam pencapaian
tujuan pembangunan nasional, karena peranannya yang sangat dominan. Apakah kamu
memahami peranan penduduk dalam pembangunan nasional? Kamu sudah mempelajari
pada subtema 1 bahwa jumlah penduduk yang besar di Indonesia menjadi salah satu
permasalahan serius karena kualitasnya yang rendah. Namun sebenarnya tidak
selalu demikian. Jumlah penduduk yang besar jika diimbangi dengan kualitas yang
tinggi dapat menjadi modal dasar pembangunan, karena memiliki peranan besar
dalam pembangunan ekonomi. Apakah kalian memahami peranan penduduk dalam
pembangunan ekonomi? Untuk memahami tentang peranan penduduk dalam pembangunan
ekonomi, kalian perlu memahami terlebih dahulu tentang tujuan pembangunan
ekonomi.
Tujuan
dari pembangunan ekonomi adalah meningkatkan kesejahteraan penduduk negara yang
bersangkutan. Tingkat kesejahteraan penduduk biasa diukur dengan kenaikan
penghasilan riil per kapita. Penghasilan riil perkapita adalah sama dengan
pendapatan nasional riil secara keseluruhan yang dihasilkan selama satu tahun
dibagi dengan seluruh jumlah penduduk. Dari pengertian di atas terlihat bahwa
tingkat kesejahteraan penduduk akan tercapai jika pendapatan nasional riil
meningkat lebih cepat dibandingkan pertumbuhan penduduk. Ada beberapa faktor
yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya pendapatan riil suatu negara. Kedua
faktor tersebut adalah penduduk dan tenaga kerja (human resources). Dilihat
dari peranannya, penduduk memiliki dua peranan penting dalam meningkatkan hasil
pembangunan ekonomi suatu negara. Dari segi permintaan, penduduk bertindak
sebagai konsumen. Sedangkan dari segi penawaran penduduk bertindak sebagai
produsen. Oleh karena itu perkembangan penduduk yang cepat tidaklah selalu
merupakan penghambat bagi jalannya pembangunan ekonomi, jika penduduk ini
mempunyai kapasitas yang tinggi untuk menghasilkan dan menyerap hasil produksi
yang dihasilkan. Ini berarti bahwa pertambahan penduduk yang tinggi harus
disertai dengan tingkat penghasilan yang tinggi pula. Pertambahan penduduk
dengan tingkat penghasilan yang rendah tidak ada artinya bagi pembangunan
ekonomi. Seperti telah dipaparkan di atas, pertambahan penduduk yang pesat
justru menyumbang terhadap kenaikan penghasilan riil perkapita, jika penduduk
itu berkualitas. Hal ini disebabkan karena penduduk yang berkualitas, pada umumnya
mempunyai tabungan yang siap untuk melayani kebutuhan investasi, sehingga
tambahan penduduk yang berkualitas akan menambah potensi masyarakat sebagai
konsumen potensial (captive market). Contoh dengan bertambahnya penduduk yang
berkualitas juga akan menambah permintaan kebutuhan sandang, pangan, perumahan,
kendaraan, kesehatan, pendidikan, pengangkutan dan lain sebagainya. Bertambahnya
penduduk justru akan menciptakan/memperbesar permintaan secara keseluruhan,
terutama untuk investasi. Pertambahan penduduk itu tidak sekedar sebagai
tambahan penduduk melainkan juga sebagai suatu kenaikan dalam daya beli
(purchasing power).Oleh karena itu apabila terjadi penurunan jumlah penduduk,
maka akan menyebabkan turunnya rangsangan untuk mengadakan investasi sehingga
mengakibatkan permintaan juga akan turun. Jika perkembangan penduduk tertunda
maka akan mempunyai perkiraan bahwa pasar akan semakin sempit. Namun
sebaliknya, jika penduduk tidak berkualitas, maka perkembangan penduduk yang
cepat justru akan menghambat perkembangan ekonomi. Oleh karena itu adanya
pertumbuhan penduduk yang tinggi menuntut adanya pembangunan ekonomi yang terus
menerus. Pembangunan ekonomi memerlukan adanya investasi yang berasal dari
tabungan. Dengan demikian pertumbuhan penduduk yang pesat dan tidak berkualitas
justru merupakan penghambat bagi pembangunan ekonomi. Selain penduduk, ada
beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembangunan yaitu; sosial
budaya, wilayah, sumber daya alam, teknologi, modal, disiplin nasional,
manajemen nasional, serta perkembangan regional dan global. Setelah kamu
mempelajari tentang penduduk sebagai modal dasar pembangunan, kamu perlu
mengetahui indikator dari pembangunan. Salah satu indikator untuk mengukur
keberhasilan pembangunan adalah menggunakan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Apakah IPM itu?
b.
Indeks Pembangunan Manusia dan Pembangunan Nasional
Pengertian Indeks Pembangunan Manusia
Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index(HDI) merupakan indeks
pembangunan manusia yang digunakan untuk mengukur pencapaian hasil pembangunan
dari suatu daerah/wilayah dalam tiga dimensi dasar pembangunan yaitu: lamanya
hidup, pengetahuan/tingkat pendidikan dan standar hidup layak. IPM dikembangkan
oleh ahli ekonomi dari India Amartya Sen dan Pakistan Mahbub ul Haq, dan
dibantu oleh Gustav Ranis dari Yale University dan Lord Meghnad Desai dari
London School of Economics pada 1990. Sejak itu indeks ini dipakai oleh Program
pembangunan PBB pada laporan IPM tahunannya.
Unsur Dasar IPM
Sesuai dengan pengertian
di atas, untuk mengukur IPM, digunakan tiga unsur dasar pembangunan manusia
yaitu usia harapan hidup, pengetahuan, dan standar hidup layak.
a)
Usia Harapan Hidup
Usia
harapan hidup mencerminkan usia maksimum yang diharapkan seseorang untuk bertahan
hidup. Pembangunan manusia harus lebih mengupayakan agar penduduk dapat
mencapai usia harapan hidup yang panjang. Indikator Harapan Hidup meliputi
antara lain:
- (1) Angka kematian bayi.
- (2) Penduduk yang diperkirakan tidak mencapai usia 40 tahun.
- (3) Persentase penduduk dengan keluhan kesehatan.
- (4) Persentase penduduk yang sakit (morbiditas).
- (5) Rata-rata lama sakit.
- (6) Persentase penduduk yang melakukan pengobatan sendiri.
- (7) Persentase kelahiran ditolong oleh tenaga medis.
- (8) Persentase balita kurang gizi.
- (9) Persentase rumahtangga yang mempunyai akses ke sumber air minum bersih.
- (10) Persentase rumahtangga yang menghuni rumah berlantai tanah.
- (11) Persentase penduduk tanpa akses terhadap fasilitas kesehatan.
- (12) Persentase rumah tangga tanpa akses terhadap sanitasi.
b)
Pengetahuan
Pengetahun/tingkat
pendidikan juga diakui secara luas sebagai unsur mendasar dari pembangunan
manusia. Indikator Pendidikan meliputi antara lain: Angka melek huruf,
rata-rata lama sekolah, angka partisipasi sekolah, angka putus sekolah (Drop
Out/DO), dan lain-lain.
c)
Standar Hidup Layak
Unsur
dasar pembangunan manusia yang ketiga adalah standar hidup layak. Indikator
Standar Hidup Layak dilihat dari daya beli meliputi antara lain:
- (1) Jumlah yang bekerja.
- (2) Jumlah pengangguran terbuka.
- (3) Jumlah dan persentase penduduk miskin.
- (4) PDRB riil per kapita.
3)
Kegunaan IPM
Kegunaan IPM
adalah untuk mengklasifikasikan apakah
sebuah negara adalah negara maju, negara berkembang, atau
negara terbelakang. Rumus IPM Secara sederhana perhitungan IPM menggunakan
rumus
IPM = 1/3 (A + B + C)
Keterangan:
A = Indeks Harapan hidup
B = Indeks Pendidikan/pengetahuan
C = Indeks Hidup Layak
4)
IPM Indonesia
IPM
di Indonesia digunakan sebagai indikator keberhasilan upaya membangun kualitas
hidup manusia (masyarakat/penduduk) yang dijadikan sebagai Salah satu ukuran
kinerja daerah.
Berdasarkan data
dari Badan Pusat Statistik diketahui Indeks pembangunan manusia (IPM) di
berbagai daerah di Indonesia cenderung membaik. Data tersebut seiring hasil
evaluasi dari Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP), Pemerintah
Indonesia, dan Badan Kerja Sama Internasional Jerman (GIZ). Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) sebagai salah satu indikator kesejahteraan masyarakat ternyata
semakin membaik selama dua dekade terakhir. Ketimpangan pembangunan manusia di
Indonesia ternyata cenderung semakin mengecil. Data dari kementerian
Perencanaan Pembangunan Nasional memperlihatkan juga bahwa Indonesia telah
menunjukkan kemajuan yang kuat dalam setiap indikator IndeksPembangunan Manusia
(IPM) dalam 40 tahun terakhir. Indonesia termasuk dari 10 negara yang selama
empat puluh tahun terakhir mengalami peningkatan secara berkesinambungan. Baik
dari sisi pendapatan maupun indikator indeks pembangunan manusia. Peningkatan
IPM ini ditunjukkan oleh penuruan tingkat kemiskinan. Menurut data Badan Pusat
Statistik (BPS), pada tahun 2009, tingkat kemiskinan di pedesaan mencapai
17,35% dari jumlah penduduk di pedesaan, sedangkan di perkotaan sebesar 10,72
%. Selanjutnya, pada tahun 2012 dilaporkan bahwa tingkat kemiskinan pedesaan
turun menjadi 14, 7% dari jumlah penduduk di pedesaan, sedangkan di perkotaan
turun menjadi 8,6%.
Peningkatan
lainnya pada sector pendidikan yang diprediksi pada tahun 2014 semua warga
Negara Indonesia usia sekolah dasar atau sederajat dan SMP atau sederajat akan
melampauinya. Sementara itu, target angka harapan hidup (AHH) juga
memperlihatkan perbaikan dan diprediksi mencapai target 2014 (72 tahun). Pemerintah
Indonesia menyampaikan bahwa Hasil evaluasi awal pelaksanaan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) periode 2010-2014 menemukan
kekuatan ekonomi baru (emerging economy) yakni Sulawesi dan Kalimantan.
Diprediksi kekuatan-kekuatan baru yang lain akan bermunculan apabila sesuai
dengan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia terlaksana sesuai
harapan.
Nilai IPM
Indonesia pada 2012 meningkat menjadi 0,629, menjadikannya naik tiga posisi ke
peringkat 121 dari peringkat 124 pada 2011 (0,624), dari 187 negara. Menduduki
peringkat yang sama dengan Indonesia adalah Afrika Selatan dan Kiribati. Antara
1980 dan 2012, nilai IPM Indonesia meningkat dari 0,422 menjadi 0.629, atau
meningkat 49 persen, dikarenakan kenaikan angka harapan hidup pada periode yang
sama, dari 57,6 tahun menjadi 69,8 tahun saat ini. Tingkat harapan lamanya
bersekolah meningkat dari 8,3 tahun pada 1980 menjadi 12,9 tahun pada 2012,
artinya, anak usia sekolah di Indonesia memiliki harapan mengenyam bangku
pendidikan selama 12,9 tahun atau mencapai tingkat pertama jenjang perguruan
tinggi. Meski naik tiga peringkat, IPM Indonesia masih di bawah rata-rata dunia
0,694 atau regional 0,683. Indonesia dikategorikan sebagai “Negara Pembangunan
Menengah” bersama 45 negara lainnya. Peringkat Indonesia masih jauh di bawah
beberapa negara anggota ASEAN, termasuk Singapura, Brunei Darussalam, Malaysia,
Thailand dan Filipina. Singapura memiliki IPM tertinggi di antara negara-negara
ASEAN dengan 0,895 dan peringkat 18 di seluruh dunia. Brunei memiliki IPM 0,855
dan berada di peringkat 30, sementara Malaysia memiliki IPM 0,769 dengan
peringkat 64. Thailand dan Filipina masingmasing ada di peringkat 103 dan 114,
dengan IPM 0,690 dan 0,654. Negara ASEAN lain seperti Vietnam, Laos dan Kamboja
ada di bawah Indonesia. Negara yang menduduki peringkat pertama adalah
Norwegia, diikuti oleh Australia dan Amerika Serikat. Sementara IPM terendah
dicatat oleh Republik Demokratik Kongo dan Nigeria.
IPM/HDI
Indonesia pada tahun 2012 Indonesia berada pada urutan 124 dari 178 negara,
tahun 2013 naik peringkat berada di urutan 121 dari 185 negara. Indonesia
termasuk dalam kelompok negara-negara berkembang. Karena itu, bangsa Indonesia
harus terus berjuang untuk mencapai peningkatan IPM/HDI.
Rangkuman
Indonesia adalah
salah satu negara yang memiliki penduduk sangat besar. Menurut data sensus
tahun 2013, jumlah penduduk Indonesia adalah 237.641.326 jiwa. Pada tahun 2014,
diperkirakan jumlah penduduk Indonesia mencapai 250.000.000. Besarnya penduduk
di Indonesia tidak lepas dari pengaruh pertumbuhan penduduk di Indonesia.
Pertumbuhan penduduk di Indonesia sekitar 1,49 % per tahun. Dinamika penduduk
Indonesia meliputi persebaran dan pertumbuhan penduduk, komposisi penduduk, dan
migrasi penduduk. Tiga hal tersebut yang berpengaruh terhadap peningkatan
kualitas penduduk. Bangsa Indonesia menghadapi masalah dalam hal persebaran
penduduk dan pertumbuhan penduduk. Jumlah penduduk yang besar, sebagian besar
tinggal di pulau Jawa. Hal ini berdampak pada berbagai permasalahan sosial
masyarakat. Pertumbuhan penduduk 1,49% sangat berarti karena jumlah penduduk
Indonesia mencapai 250 juta jiwa. Jumlah
penduduk yang besar dan berkualitas tentu menjadi salah satu modal dasar
pembangunan bangsa Indonesia. Penduduk yang berkualitas dapat dilihat dari sisi
pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan. Semakin sedikit jumlah penduduk yang
buta huruf, berarti kondisi pendidikan di suatu negara semakin baik. Indikator
kesehatan penduduk salah satunya dapat dilihat dari angka harapan hidup bangsa
Indonesia. Sedangkan kesejahteraan penduduk, ditentukan oleh pendapatan kasar
penduduk per tahun. Peranan kualitas penduduk juga berhubungan dengan proses
pergerakan nasional (pergerakan kebangsaan) bangsa Indonesia. Peningkatan
kualitas penduduk dalam bidang pendidikan akibat politik etis pada awal abad XX
mendorong perkembangan pergerakan kebangsaan Indonesia. Pertumbuhan kaum cerdik
pandai, membawa perubahan pada pola pikir dan strategi perjuangan kemerdekaan
bangsa Indonesia. Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 merupakan tonggak perjuangan
pergerakan nasional bangsa Indonesia. Corak perjuangan berubah dari lokal
menjadi nasional, tradisional menjadi modern, hanya dengan senjata menjadi
dengan berbagai cara. Peningkatan kualitas pendidikan benar-benar telah
mengubah jalan hidup bangsa Indonesia. Pergerakan nasional sebagai cara baru
mencapai kemerdekaan berhasil mencapai cita-cita pada proklamasi kemerdekaan
Republik Indonesia 17 Agustus 1945.
Uji Kompetensi
A. Pilihan Ganda
1.
Berikut
ini merupakan pulau yang paling jarang penduduknya di Indonesia yaitu....
a. Bali
b. Kalimantan
c. Sumatra
d. Papua
2.
Perhatikan
pernyataan berikut ini!
1) lahir
2) Mati
3) Migrasi
4) Urbanisasi
5) Imigrasi
Pernyataan yang
merupakan penyebab pertumbuhan penduduk alami adalah ....
a. 1, 2 dan 4
b. 1, 3 dan 5
c. 3, 4, dan 5
d. 1, 2, dan 3
3.
Bonus
demografis yang dimiliki bangsa Indonesia pada masa sekarang adalah ....
a. Pertumbuhan penduduk dibawah 2%
b. Jumlah penduduk usia produktif lebih besar
c. Keberhasilan Keluarga Berencana dan
transmigrasi
d. Jumlah penduduk pria lebih banyak daripada
jumlah penduduk wanita
4.
Terjadinya
urbanisasi tidak lepas dari daya tarik kota dan daya dorong desa. Berikut ini
yang merupakan daya tarik kota dalam peristiwa urbanisasi adalah .....
a. Kota lebih religius, tersedia banyak lapangan
kerja
b. Lebih banyak lahan, lengkap sarana
transportasi
c. Masyarakat lebih tinggi solidaritasnya
dibanding di desa
d. Tersedia berbagai fasilitas, kota sebagai
pusat ilmu pengetahuan
5.
Perhatikanbeberapa
putusan di bawah ini !
1) Menetapkan Pancasila
2) Ikrar Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928
3) Menetapkan presiden dan wakil presiden
4) Menetapkan lagu Indonesia Raya ciptaan WR
Supratman sebagai lagu kebangsaan
5) Menetapkan bendera merah putih sebagai
lambang negara Indonesia
Yang termasuk
putusan Kongres Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 adalah....
a. 1, 2, 3
b. 2, 3, 4
c. 2, 3, 5
d. 2, 4, 5
B. Esai
1. Jelaskan
pengertian komposisi penduduk?
2. Bagaimana
manfaat mengetahui komposisi penduduk berdasarkan usia?
3. Jelaskan
faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas penduduk di Indonesia?
4. Bagaimana
cara mengendalikan pertumbuhan penduduk di Indonesia?
5. Bagaimana
pengaruh kualitas penduduk terhadap pergerakan nasional bangsa Indonesia?
C. Studi Kasus
Perhatikan bacaan di bawah ini!
Provinsi Daerah
Khusus Ibukota (DKI) Jakarta memiliki luas wilayah 662,33 km2. Penduduk DKI
Jakarta pada tahun 2013 berjumlah 10.187.595 jiwa merupakan penduduk terpadat di
Indonesia. Jakarta menjadi berbagai pusat kegiatan ekonomi, politik, sosial,
dan kebudayaan bangsa Indonesia. Berbagai kantor pusat pemerintahan dan swasta
dapat ditemukan di Jakarta. Sebagai Ibukota Negara Republik Indonesia, Jakarta
menjadi citra bangsa Indonesia. Pada masa lalu, Jakarta juga merupakan pusat
perjuangan kemerdekaan Indonesia. Berbagai organisasi modern pada masa
pergerakan nasional tumbuh di Jakarta. Saat ini, berbagai sarana kebutuhan
masyarakat yang ada di Jakarta merupakan yang terlengkap di Indonesia.
Pembangunan di Jakarta terus berlangsung hingga sekarang. Berdasarkan bacaan di
atas, kerjakan soal-soal di bawah ini!
1.
Bagaimana
pengaruh ketersediaan sarana dan prasarana di Jakarta bagi pertumbuhan
penduduknya?
2.
Masalah-masalah
apa yang ditimbulkan di Jakarta akibat kepadatan penduduk?
3.
Bagaimana
upaya mengatasi kepadatan penduduk di kota Jakarta?
4.
Bagaimana
peranan kota Jakarta dalam pergerakan kebangsaan Indonesia?
Refleksi dan Tindak Lanjut
Jumlah penduduk
Indonesia pada tahun 2014 mencapai 250 juta jiwa. Jumlah tersebut terus
berkembang, sementara luas wilayah Indonesia tidak mengalami penambahan. Apakah
kamu telah memahami bagaimana dinamika kependudukan Indonesia? Apa saja dampak
yang ditimbulkan akibat pertumbuhan penduduk dan komposisi penduduk di
Indonesia? Tindakan apa yang harus dilakukan bangsa Indonesia terhadap pertumbuhan
penduduk yang besar? Apabila ada materi yang belum kamu pahami, mintalah
penjelasan kepada guru, teman, atau orang tuamu. Apabila kamu telah menguasai
materi pada tema ini, lanjutkan mendalami beberapa masalah dengan mengkaji
buku-buku di perpustakaan atau pencarian di internet.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar